Dongeng Anak: Pongo di Pulau Ceria

Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas. Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Pongo di Pulau Ceria. Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!

----------

Suatu pagi, Pongo penguin duduk di sebongkah balok es besar. Ia sudah pasrah ke mana pun ombak akan membawanya. Musim semi baru saja tiba. Para penguin, kelinci salju, dan ayam-ayam hutan merayakan kedatangan musim semi. Mereka punya acara masing-masing. Itu sebabnya, Pongo ingin pergi sendirian.

“Mau ke mana dia?” tanya kelinci-kelinci salju. Mereka heran melihat Pongo yang pergi sendirian. Pongo tak pernah begitu sebelumnya.

“Apa yang dilakukan Pongo di balok es itu?” tanya rusa salju sambil menggoyangkan tanduknya.

Tak ada yang tahu, kecuali Pongo. Ia ingin berpetualangan. Itu saja. Hari itu indah, udara cerah, dan hangat. Cocok untuk berlayar tanpa memikirkan hal lain.

Arus laut membawa balok es itu. Di tengah jalan, cuaca semakin hangat. Lama kelamaan, sinar matahari semakin panas. Balok es yang dikendarai Pongo mulai mencair. Namun, penguin kecil itu tidak memerhatikannya. Ketika tersadar, ternyata balok es itu tinggal sebesar kedua telapak kakinya.

“Aku harus melompat ke air!” seru Pongo terkejut. Ia pun melompat ke air laut, lalu mulai berenang.

Pongo terus berenang dan berenang sampai ia merasa lelah. Ia lalu melihat ke sekeliling mencari sesuatu yang bisa membawanya ke daratan.

Pongo lalu melihat sebatang dahan pohon yang terbawa air. Ia langsung meraih dahan itu dan menjadikannya rakit darurat.

Pongo mendayung sekuat tenaga dan akhirnya sampai ke sebuah pulau. Di tempat itu, ada pohon-pohon, bunga-bunga, burung dan kelinci. Semuanya indah dan berbeda dengan pulau tempat tinggalnya. Pongo pun mencoba berkeliling untuk melihat hal-hal baru.

“Burung yang aneh!” bisik kelinci-kelinci penghuni pulau itu saat melihat Pongo.

Seekor burung woodpecker yang berani lalu menyapa ramah Pongo, “Apa yang kau lakukan di sini, Teman?”

“Aku sedang bertualang keliling dunia,” jawab Pongo. “Tapi saat ini aku tidak tahu berada di mana…”

“Kau ada di Pulau Ceria,” kata burung cenderawasih ramah, muncul dari balik dahan pohon.

“Betul-betul pulau yang indah,” puji Pongo. Namun, ia merasa sangat kepanasan. “Maaf…, apa kalian punya balok-balok es?” tanya Pongo.

Kelinci-kelinci itu membelalak bingung. Telinga mereka berdiri tinggi. “Maaf, kami tidak tahu, benda apa itu? Balok es?”

“Tidak apa-apa,” kata Pongo. “Apa kalian bisa tolong mengipasi aku? Ooh, aku sangat kepanasan…” keluh Pongo sambil mengusap dahinya.

Para kelinci iba melihat Pongo. Mereka memetik daun-daun lebar dan mengipasi Pongo. Mereka juga memberikan Pongo pisang dan wortel untuk makan siang. Pongo mencicipinya tetapi ia tidak suka.

“Maaf, aku hanya suka makan ikan,” kata Pongo agak malu.

Beberapa kelinci menemukan beberapa ekor ikan di sungai. Mereka memberikannya pada Pongo. Namun sayangnya, Pongo tidak suka ikan sungai. Ia hanya bisa makan ikan yang ada di sekitar pulau tempat tinggalnya.

Pongo mulai sadar kalau pulau itu memang indah, tetapi tidak cocok untuknya. Ia akan sulit sekali hidup di pulau itu. Pongo akhirnya memutuskan untuk pulang ke pulaunya. Para kelinci merasa kecewa.

“Kami bisa mencarikan makanan yang kau inginkan,” ujar mereka.

“Jangan repot repot, teman-temanku yang baik hati,” kata Pongo. “Aku rindu pada pulau tempat tinggalku. Di sini terlalu panas dan aku merasa sangat lelah. Aku kehabisan tenaga,” ucap Pongo lemas.

Kini, Pongo tampak sangat loyo. Ia tidak bersemangat dan tidak ceria seperti pertama kali datang tadi. Para kelinci menjadi iba melihatnya. Mereka segera membuatkan rakit dari daun-daun palem. Ketika rakit itu selesai, mereka memapah Pongo naik ke atasnya.

“Semoga perjalanan pulangmu menyenangkan,” kata para kelinci.

“Terima kasih semuanya,” seru Pongo terharu.

Angin kencang lalu meniup rakit Pongo sehingga penguin kecil itu dengan cepat sampai ke pulau tempat tinggalnya.

“Akhirnya kau pulang juga! Darimana saja, kau, Pongo?” tanya para ayam hutan salju.

Semua hewan daerah dingin itu mengelilingi Pongo dengan mata ingin tahu. Ada kelinci salju, rusa salju, ayam hutan salju, dan saudara-saudara penguin Pongo.

“Akan kuceritakan nanti. Sekarang, aku kelaparan,” kata Pongo. Ia lalu melahap banyak sekali ikan pemberian saudara-saudaranya. Setelah agak kenyang, barulah ia menceritakan petualangannya.

Kelinci-kelinci salju menggoyangkan telinga mereka dengan takjub. “Perjalanan yang hebat!”

“Ya, tapi aku gembira bisa pulang,” ujar Pongo.

Cerita dan Ilustrasi: Arsip Majalah Bobo

Sumber artikel dan foto : Dongeng Anak: Pongo di Pulau Ceria #MendongenguntukCerdas - Bobo (grid.id)