Tak Melengkung, Pelangi Ada yang Menyerupai Awan, Fenomena Alam Apa Itu?

Pelangi memang menjadi salah satu fenomena alam yang selalu kita tunggu setelah hujan di suatu tempat. Ini karena pelangi bisa membuat langit menjadi indah dengan warna-warna cantik yang dimiliki olehnya. Kita mengenal warna pelangi dengan me-ji-ku-hi-bi-ni-u atau merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Pelangi yang biasa kita lihat di langit bentuknya melengkung setengah lingkaran. Namun, ada juga yang tidak. Yap, ternyata ada juga warna-warni di langit yang terlihat seperti pelangi dengan bentuk menyerupai awan, tidak melengkung. Awan pelangi itu seolah menyatu dengan bentuk abstrak dari awan-awan putih di sekitarnya. Terlihat seperti awan warna-warni. Dilansir dari Kompas.com, fenomena alam itu pernah terjadi di langit Tokyo. Hmm, kira-kira itu fenomena alam apa, ya?

Terbentuknya Awan Pelangi

Awan pelangi juga dikenal sebagai awan iridescent. Awan ini adalah salah satu fenomena alam yang mempesona. Ketika kita melihat langit dan menemui awan pelangi, kita disuguhi pemandangan indah berupa warna-warni yang terang. Diketahui, awan pelangi terbentuk karena proses optik yang melibatkan cahaya matahari dan tetesan air di dalam awan. Nah, cahaya yang berasal dari Matahari itu mengandung spektrum warna yang berbeda, mulai dari merah hingga ungu. Ketika cahaya Matahari memasuki awan dan melewati tetesan air di dalamnya, cahaya itu mengalami pembiasan dan interferensi. Saat cahaya memasuki tetesan air, sudut pembiasan ini menyebabkan cahaya terpencar dan mengalami perubahan arah. Kalau cahaya yang sudah mengalami pembiasan keluar dari tetesan air, cahaya ini akan bercampur dengan cahaya lainnya. Percampuran inilah yang akan menciptakan pola-pola gelombang yang menghasilkan warna-warna pelangi.

Pola Warnanya Berbeda-Beda

Tahukah teman-teman? Ternyata pola warna pada awan pelangi tergantung pada ukuran dan bentuk tetesan air dalam awan, lo. Tetesan air yang lebih kecil dan berbentuk bulat sempurna cenderung menghasilkan warna yang lebih cerah. Sebaliknya, tetesan air yang lebih besar atau memiliki bentuk tidak sempurna akan menghasilkan warna yang lebih redup. Awan pelangi ini sering kali terlihat pada awan tipis dan tinggi seperti awan cirrus atau awan altokumulus. Ini terjadi karena awan-awan ini terdiri dari tetesan air yang sangat kecil dan tersebar di langit yang cerah. Cahaya Matahari yang melewati awan-awan ini memungkinkan pembentukan pola warna pelangi yang menakjubkan.Pemandangan awan pelangi menjadi semakin memukau ketika warnanya berganti-ganti saat kita bergerak. Efek optik ini terkait dengan sudut pandang pengamat terhadap cahaya yang dipantulkan oleh tetesan air. Ketika kita berpindah posisi, sudut pandang kita terhadap tetesan air juga berubah, menghasilkan variasi warna yang memukau.

Bisakah Terjadi di Indonesia?

Awan pelangi bukan fenomena langka. Meskipun tidak selalu terlihat setiap hari, awan pelangi sering terjadi di berbagai belahan dunia. Namun dilansir dari Kompas.com, fenomena awan pelangi ini sangat jarang terlihat di langit Indonesia, teman-teman. Meski begitu, bukan berarti fenomena awan pelangi tidak bisa terjadi di langit Indonesia sama sekali, ya. Sebab, Indonesia memiliki beragam jenis iklim dan topografi yang memungkinkan terciptanya awan pelangi. Selain itu, di Indonesia juga terdapat berbagai jenis awan yang dapat menyebabkan terbentuknya awan pelangi. Misalnya, awan cirrus. Ia mengandung tetesan air yang sangat kecil dan bisa menyebabkan pembentukan awan pelangi. Selain itu, awan altokumulus dan stratokumulus juga dapat menjadi penyebab terbentuknya awan pelangi di Indonesia. O iya, terciptanya awan pelangi ini bergantung pada kelembapan udara, kepadatan awan, dan sudut pandang pengamat. Kalau pelangi, kita akan melihat cahayanya yang terang dan warni-warni hanya setelah hujan dan langit cerah. Nah, kalau awan pelangi ini, kita bisa melihatnya kapan pun. Awan pelangi bisa terjadi tanpa hujan sebelumnya

Sumber : https://bobo.grid.id/read/083805637/tak-melengkung-pelangi-ada-yang-menyerupai-awan-fenomena-alam-apa-itu?page=all